Jumat, 29 Mei 2009

Budaya Pemuda dalam Memanjat Candi Borobudur

Tugas menulis Essay wisata ke Jogja..

Candi orobudur adalah peninggalan kaum terakhir dari zaman yang sudah berakhir beberapa ratus tahun lalu. Zaman kuno yang berada di tanah jowo. Ukiran-ukiran aslinya mengoyak pandangan para pemirsa lewat layar kaca. Seluruh kafilah yang datang tidak mampu mencegah rasa indah pancaran bukti sejarah. Rasa resah dan amarah hilang tanpa menggugah hati saat mata mencari-cari sisi lain suatu candi. Mata tercuci, hati tercuri, hingga seluruh jati terasa sunyi melihat kedahsyatan kemampuan kaum dahulu dalam pembuatan candi yang hakiki ini.
Kaum muda saat ini masih mencari jati diri, tak jarang dari mereka melakukan hal-hal yang tak berarti. Bukan untuk mencari restu Illahi, tapi hanya untuk memenuhi kesenangan hati. Banyak dari pemuda tampak seperti bolang petualang, mengerjakan hal-hal tak berguna itu dalam waktu senggang. Selangkangan beraksi, langkah demi langkah bergerak pasti, memanjat candi untuk mengambil foto agar abadi lalu pergi.
Detik terus berdelik, menit terus mengungkit. Hal-hal seperti inilah yang harus diperhatikan. Lama-kelamaan membudaya dan membahayakan. Candi kokoh tertekan oleh gangguan kedua tangan kita saat memanjat. Nyawa kita yang terlihat aman, tak tersadari jika jatuh sulit terselamatkan.
Bulan melanjutkan dan tahun terus menyusun. Segala perilaku para pemuda yang membudaya. Budaya yang memberontak dan merusak. Candi yang dianggap suci sudah terasa tercaci oleh tangan usil pengupil candi. Agar budaya ini tak jadi abadi, di butuhkan suatu kesadaran diri dari tiap individu. Karena berdasarkan pengalaman penulis saat mengghampiri candi, siswa-siswa yang memiliki IQ tinggi tidak memiliki arti rasa percaya diri yang tinggi pula untuk menjaga candi dari hasrat memanjat candi.
Dibutuhkan suatu kesatuan yang terdiri dari peraturan, penyuluhan, ataupun minimal ajakan berupa lisan maupun tulisan untuk mengurangi budaya yang tidak bertautan ini. Peran serta dari para penjaga candi tempat wisata dan pemandu wisata diharapakan dapat menghadang perilaku pemuda yang tak terduga. Kesadaran diri tidak dapat dibuat sendiri, namun dibutuhkan hal-hal pasti yang terbukti dapat meluluhkan hati guna menghentikan segala budaya tak berarti ini. Seluruh kalangan baik dari pemerintah maupun yang terperintah harus berani turun berbakti menjaga keasrian candi. Wibawa yang tinggi dapat menjadi cara pasti agar anak cucu kita dapat melihat candi yang sama nanti.
Tanpa pandang harkat dan martabat dalam bermasyarakat kita dapat menghampat budaya para pemanjat liar tak beradab.

0 Opini Penggemar:

Posting Komentar