Selasa, 16 Juni 2009

Bukan Puisi

ketika para telunjuk berebut arah
kita berbincang di luar garis bumi
(walau akhirnya kau putuskan menetap)

tentang rekayasa dalil
dalih keegoan dan
keambiguan nan pekat,
dari ketinggian menara
hingga ke ujung kaki
hanyalah kesimpelan yang getas :
penala dasariah norma belaka

tanyamu :
tempatnya di mana?
variabelkah?
di palung terdalam hati?
atau..................?
maka jawabku :
persepsi murni,
terbentuki dibentuki membentuki,
dan lagi,
hanyalah kesimpelan yang getas :
penala dasariah norma belaka
...
lupa dilupakan terlupakan
atau sama sekali buta?

mari kita ke pepohonan itu
sebelum deru pesawatku tiba
kau lihat bukan?

Aku butuh teman untuk melalui
Aku butuh kawan untuk berbagi

Aku butuh bayangan untuk mengikuti
Aku butuh mentari untuk menerangi

Aku butuh air untuk menyirami
Aku butuh pohon untuk meneduhi

Aku butuh pagi setelah gelap hari
Aku butuh tempat untuk kudiami

Aku butuh tersenyum setelah bersedih
Aku butuh hati untuk disayangi

Untuk itulah kuingin kau tetap disini
Hingga kelak aku mati

0 Opini Penggemar:

Posting Komentar