"orang cerdas adalah orang yang bermimpi ketika sadar, bukan orang yang bermimpi ketika tidur."
Berontak. Mulut bergejolak, aurat meloncat dalam debat hebat. Hupfft… bahasa Inggris bagai linggis melewati telinga hingga teriris dengan kata-kata tak manis. Masih menggunakan almamater hitam asli sendiri, masih tegak berdiri, dan masih mengasah otak agar bergerigi.
Hufft… untung hanya mimpi. Mimpi di awal November ini. Tapi itu mimpi malam sunyi dan tak ingin ku lampaui tanpa puisi dari putri. Terlalu indah untuk dilalui dengan matahari. Belum sempat fajar menegur, imajinasi sudah ngelantur. Neuron salim berbentur seperti catur tidur. Tapi mimpi-mimpi lain ikutbermain dan membuat mesin pencetak kombantrin. Bukan karena cacingan, tapi karena impian. Menawan memang, dan akan ku lawan untuk menang!!!
3 November 2009, ketika aku berseteru dengan segala problematikaku dalam menatap buku, kupu-kupu datang dan berlalu. Ku sambut senyum beku tuk menendang waktu. Hiingga waktu dzuhur, alip datang dengan kabar menghibur. Semifinalis LJPS 2009 kembali membaur dalam deretan lomba yang ku tegur. Lalu bagaimana caranya agar aku tak terbentur dan terus maju untuk bertempur guna menggapai PESTA SAINS yang masyur namun tak lupa untuk bersyukur?
Belum habis sampai situ, ustadzah opa menyalip dengan jitu. Surat undangan dengan banyakny tanda tangan yang menjadi teman-temana di dalam satu kesatuan. FLP mengundang CMBBS untuk mengutus siswa yang berpikiran lurus dan berhati tulus dalam mengeluarkan jurus-jurus pembuatan cerpen yang bertema bagus "cinta kasih kepada ibu/problematika remaja".
Mampus….khayalanku meletus dan wajahku makin ketus seperti kakus. Hidup bagai kaktus tertusuk jarum kehidupan dalam satu siklus. Tapi walau berbeda masih ada mimpi bahagia di Idul Adha. Masih dalam fase menjomblo selama 40 hari tanpa ibu tercinta dan kakak tertua. Kupat sebagai makanan idola mungkin tak tersedia jika aku tidak bercerita dan mencari berita dimana dui berada. Hanya drama dalam hidup yang berirama. Eventually, Idul Adha kan ku lalui di Paris van Java. Saatnya bunglon kembali beraksi!, wajah belum seksi, tapi para saksi ada untuk memotivasi dan prestasi akan ada sebagai bukti.
1 Opini Penggemar:
Posting Komentar